Mitra Bancassurance

Allianz Indonesia bertekad untuk mengembangkan jalur distribusi yang baru melalui kerjasama yang kuat dan terpercaya bersama mitranya. Allianz Indonesia telah membentuk kerjasama dengan beberapa bank terkemuka di Indonesia.

Beberapa mitra bisnis Bancassurance :

Standard Chartered Bank

Dengan jaringan kantor cabang yang tersebar di 13 lokasi di Indonesia, Standard Chartered Bank dikenal sebagai salah satu bank yang melayani pengelolaan dana nasabah (Wealth Management). Allianz Life Indonesia secara khusus menciptakan suatu produk bancassurance yang inovatif untuk memenuhi kebutuhan nasabah Standard Chartered.

SmartLink Protection Plus dan Dollar Invest Plus merupakan produk dari layanan investasi yang diberikan oleh Financial Planner Standard Chartered Bank kepada nasabahnya.

Pada bulan Maret 2004, produk Family Health Protection diluncurkan untuk melengkapi portofolio produk bancassurance yang merupakan perlindungan Asuransi kesehatan bagi keluarga.
Mengenai Standard Chartered

Standard Chartered mempekerjakan 38,000 karyawan di lebih dari 950 lokasi di lebih dari 50 negara di kawasan Asia Pasifik, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika , Inggris dan kawasan Amerika. Bank ini merupakan salah satu bank yang memiliki perwakilan di seluruh dunia dan tim manajemen yang terdiri dari 80 macam kewarganegaraan di dunia.

Bank ini melayani nasabah Consumer dan Wholesale Banking. Consumer Banking memberikan jasa layanan kartu kredit, pinjaman pribadi, mortgages, deposito dan wealth management services baik kepada perorangan dan perusahaan kecil - menengah. Wholesale Banking memberikan jasa layanan kepada nasabah korporasi dan lembaga dalam hal trade finance, cash management, pinjaman, kustodial, mata uang asing, debt capital markets dan corporate finance.

Standard Chartered sangat mapan di pasar yang sedang berkembang saat ini dan bertujuan untuk menjadi partner yang cocok bagi nasabahnya. Bank ini mengkombinasikan pengetahuan lokal yang dalam dan kemampuan globalnya secara tepat. Bank ini dipercaya untuk tingkat standar pengelolaan yang tinggi dan untuk komitmennya dalam mengembangkan program yang berbeda bagi lingkungan dimana bank ini berada.

Standard Chartered Bank di Indonesia merupakan salah satu bank asing tertua. Mulai beroperasi sejak tahun 1863 ketika pertama kali membuka kantor di Batavia, saat ini Bank memiliki kantor pusat di Jakarta dan kantor cabang lainnya yang berlokasi di 7 kota besar di seluruh Indonesia : Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Surakarta, Medan dan Denpasar. Jaringannya termasuk 4 Automated Banking Centers di sejumlah pemukiman utama di Jakarta, merupakan salah satu jaringan terbesar dibandingkan bank asing lainnya di Indonesia.


Bank Danamon

Kemitraan bancassurance yang baru saja terjalin pada akhir bulan September 2006 adalah antara PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) dan PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz) dengan peluncuran ‘Danamon KadoKU’, produk unit-link single premium yang dirancang sebagai hadiah dari para orang tua bagi anak-anaknya. KadoKU adalah kombinasi investasi dan perlindungan yang komprehensif bagi masa depan keluarga dengan menyediakan manfaat bagi para anak maupun para orang tua.
Mengenai Bank Danamon

PT Bank Danamon Indonesia, Tbk berdiri pada tahun 1956 dengan nama PT Bank Kopra Indonesia. Pada tahun 1976 namanya menjadi Bank Danamon Indonesia hingga kini. Bank Danamon menjadi bank devisa swasta pertama di Indonesia tahun 1976 dan Perseroan Terbuka pada tahun 1989.

Per akhir kuartal kedua 2006 Bank Danamon memiliki 1.373 cabang termasuk Unit Danamon Simpan Pinjam (DSP), Syariah dan Adira; 9.400 jaringan ATM, termasuk melalui kerjasama kami dengan ATM Bersama dan ALTO, yang tersebar di seluruh 32 provinsi di Indonesia serta secara konsolidasi (termasuk anak perusahaan) didukung oleh hampir 30.000 karyawan.

Per tanggal 30 Juni 2006, Bank Danamon dimiliki 69,54% oleh Konsorsium Asia Financial Indonesia (AFI), 6,36% oleh Morgan Stanley Pte. Ltd., dan 24,10% oleh publik (kepemilikan kurang dari 5%).

VISI, MISI & NILAI
Visi
Kita peduli dan membantu jutaan orang mencapai kesejahteraan.

Misi
Danamon bertekad untuk menjadi “Lembaga Keuangan Terkemuka” di Indonesia yang keberadaannya diperhitungkan.

Suatu organisasi yang terpusat pada nasabah, yang melayani semua segmen dengan menawarkan nilai yang unik untuk masing-masing segmen, berdasarkan keunggulan penjualan dan pelayanan, dan di dukung oleh teknologi kelas dunia.

Aspirasi kami adalah menjadi perusahaan pilihan untuk berkarya dan yang dihormati oleh nasabah, karyawan, pemegang saham, regulator dan komunitas dimana kami berada.

Nilai
Peduli, Jujur, Mengupayakan yang Terbaik, Kerjasama, Profesionalisme yang Disiplin.



PermataBank

Sebuah jalinan kerjasama yang harmonis antara Allianz Life Indonesia dan PermataBank yang menghadirkan sebuah produk perlindungan terpadu yang memberikan jaminan kelangsungan tabungan, SafeSaving.
Mengenai PermataBank

PermataBank merupakan salah satu bank nasional di Indonesia, yang berkomitmen untuk 'menjadikan hidup lebih bernilai' dengan menghadirkan jasa dan layanan keuangan berkualitas untuk memudahkan nasabah dalam memanfaatkan jasa perbankan. Hadir di 32 kota mencakup 307 lokasi untuk cabang regular, proffered, dan syariah. Dengan dukungan jaringan ATM yang luas, dan ragam media transaksi elektronik yang beragam (mobile banking, internet banking, dan call center) PermataBank terus menyempurnakan produk dan layanannya secara kontinu untuk memberikan pengalaman interaksi yang terbaik bagi nasabah.

Bank Hasil Penggabungan
PermataBank merupakan Bank Hasil Penggabungan dari 5 (lima) bank di bawah pengelolaan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yaitu PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot, dimana PT Bank Bali Tbk telah ditunjuk menjadi Bank Rangka (Platform Bank) dan pada tanggal 18 Februari 2002 berganti nama menjadi PermataBank, sedangkan keempat bank lainnya sebagai bank yang menggabungkan diri.
Penggabungan/merger 5 bank ini merupakan implementasi dari keputusan Pemerintah mengenai Program Restrukturisasi Lanjutan yang dikeluarkan pada tanggal 22 November 2001, yang bertujuan untuk membentuk suatu bank yang memiliki struktur permodalan yang kuat, kondisi keuangan yang sehat dan berdaya saing tinggi dalam menjalankan fungsi intermediasi, dengan jaringan layanan yang lebih luas dan produk yang lebih beragam. Dan sebagai hasilnya, terbentuklah PermataBank sebagai bank yang fokus dan standalone serta sejak awal berkomitmen untuk menekuni segmen UKM, ritel dan komersial.

Telah Sukses Menyelesaikan Program Divestasi
Program divestasi PermataBank merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden No.5 tahun 2003 yang merupakan dokumen pengganti Letter of Intent IMF atau biasa dikenal sebagai White Paper.

Keberhasilan divestasi PermataBank ini diperkirakan para pengamat perbankan akan dapat memberikan sentimen positif dalam menopang pertumbuhan perekonomian nasional ke arah yang lebih baik dan pada akhirnya dapat memperkokoh perkembangan sektor perbankan.

Berkomitmen untuk Memberikan "Pengalaman Interaksi yang Terbaik"
PermataBank berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan mencanangkan tahun 2004 sebagai tahun service. Upaya meningkatkan kualitas layanan dilakukan tak lain untuk memberikan "Pengalaman Interaksi yang Terbaik" kepada setiap nasabah dalam setiap kesempatannya berhubungan dengan PermataBank. Di tahun 2005, PermataBank menyatukan tekad dan berkomitmen untuk terus memacu diri dalam memberikan layanan yang terbaik dengan mencanangkan tahun 2005 sebagai tahun Customer Experience.

Kami percaya, bukti kesungguhan kami dalam meningkatkan kualitas layanan PermataBank hanya dapat diukur dari kepuasan nasabah/customer. Yaitu melalui pemahaman secara mendalam serta kesungguhan untuk mengerti kebutuhan nasabah, inilah kunci sukses PermataBank dalam memberikan pengalaman interaksi yang terbaik.


HSBC

Sebagai perintis perbankan modern di berbagai daerah di Asia, HSBC ( sebelumnya dikenal sebagai The Hongkong and Shanghai Banking Coorporation Limited) telah mencatat sejarah yang cukup panjang di Indonesia. Selama 124 tahun, HSBC telah memberikan berbagai layanan perbankan bagi nasabahnya di Indonesia.

Berawal dari melayani perdagangan gula, HSBC membuka kantornya yang pertama di Indonesia yaitu di Jakarta (saat itu bernama Batavia) pada tahun 1884, yang kemudian memperluas operasinya ke Surabaya pada tahun 1896, yang pada waktu itu merupakan kota kedua terbesar di Indonesia yang juga merupakan pelabuhan penting dalam perdagangan gula. Catatan sejarah menunjukan bahwa sekitar tahun 1878, HSBC telah membuka perwakilannya di Semarang, yang merupakan pelabuhan penting ke-tiga di Jawa, yang kemudian dikembangkan menjadi kantor cabang penuh pada tahun 1994.

Selama masa perjuangan, dimana bank-bank ditutup secara paksa pada Perang Dunia II, dan di pertengahan tahun 1960-an, eksistensi HSBC benar-benar diuji. Setelah berhasil memulai kembali operasi di Indonesia setelah Perang Dunia II dan setelah penutupan serupa pada pertengahan tahun 1960, HSBC mendapatkan ijin perbankan yang baru pada tahun 1968, dan semenjak itu HSBC telah beroperasi secara mantap dan mempertahankan posisinya sebagai salah satu bank internasional terbesar yang beroperasi di Indonesia.

Saat ini HSBC merupakan penyedia layanan perbankan yang terkemuka untuk Korporasi dan Institusional, Treasury, Capital Market, dan Amanah Syariah di Indonesia. Hal ini dilakukan melalui jaringan 23 kantor cabang yang tersebar di 7 kota besar di Indonesia, yaitu 13 di Jakarta - Kantor pusat World Trade Center, serta kantor cabang di Plaza Kuningan, Talavera Office Park, Melawai, Wisma 46, Pondok Indah, Sentral Senayan, PELNI Building, Sunter, Mangga Dua, Pluit, Kelapa Gading dan Kebun Jeruk - serta 10 cabang luar Jakarta yaitu di Bandung (Asia Afrika and Flamboyan (Sukajadi)), Batam, Medan (Diponegoro and Sun Plaza), Semarang, BSD Tangerang, dan 3 kantor di Surabaya (Graha Bumi Modern, Darmo Park dan Manyar).


Bank NISP

67 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 4 April 1941, Bank NISP didirikan di Bandung dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank.

Sebagai bank keempat tertua di Indonesia, pada awal mula pendiriannya Bank NISP beroperasi sebagai bank tabungan dan pada tahun 1967 memperoleh peningkatan status sebagai bank komersial.

Pada tahun 1972 Bank NISP menjalin aliansi kerjasama pembiayaan dan bantuan teknis dengan Bank Perdania yang merupakan bank patungan pertama di Indonesia. Pada tanggal 27 Juni 1974, Bank NISP menjadi salah satu pemegang saham di Bank Daiwa Perdania, dimana per 31 Maret 2003 saham Bank NISP sebesar 19.92%. Pada bulan Maret 2003, Daiwa Bank Limited dan Asahi Bank Limited melakukan merger dan diorganisasikan menjadi Resona Bank Limited dan Saitama Resona Bank Limited untuk membentuk Resona Holdings, Inc. Sehubungan dengan merger tersebut, PT Bank Daiwa Perdania berganti nama menjadi PT Bank Resona Perdania. Namun dalam RUPST ( Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ) 2005 Bank NISP kembali melepas kepemilikan 567.777 saham tersebut untuk memaksimalkan struktur aktiva produktifnya.

Peningkatan status sebagai bank devisa diperoleh Perseroan pada tahun 1990. Seiring dengan itu, kepercayaan dari berbagai lembaga internasional terus bertambah. Exim Bank of Japan dan Netherlands Development Finance Company (FMO) menyalurkan pinjaman lunak jangka panjang kepada usaha kecil dan menengah melalui Bank NISP. Selain itu, USAID dari Amerika Serikat juga mengikutsertakan Bank NISP dalam program penjaminan portofolio pinjaman.

Pada tanggal 20 Oktober 1994, Bank NISP mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan menjadi Bank Publik. Selanjutnya pada tahun 1995 dan 1996 Bank NISP memperoleh sertifikat ISO 9002 untuk Divisi Treasury dan Lembaga Keuangan serta Satuan Kerja Kantor Pusat. Sertifikasi ISO 9002 ini menjadikan Bank NISP sebagai salah satu bank pertama di kawasan Asean yang menerapkan standar mutu internasional. Pada bulan Januari 2000 sertifikat ISO 9002 ditingkatkan menjadi ISO 9001-1994 dan pada tahun 2001 meningkat lagi menjadi ISO 9001-2000.

Di awal tahun 1997, OCBC Overseas Investments Pte. Ltd. ( OOI ), anak perusahaan dari Oversea-Chinese Banking Corporation Limited – Bank ketiga terbesar dari Singapura, bersama Bank NISP membentuk sebuah bank campuran bernama Bank OCBC-NISP. Setelah PT Bank Keppel TatLee Buana merger dengan PT Bank OCBC-NISP pada Februari 2002, PT Bank OCBC-NISP juga berganti namanya menjadi PT Bank OCBC Indonesia. Pada tahun 2002, Bank NISP melakukan divestasi kepemilikan di bank tersebut dari 15% hingga 1,33%.

Di tahun yang sama, Bank NISP menjadi bank pertama di Indonesia yang menerima pinjaman bilateral jangka panjang langsung dari International Finance Corporation (IFC), salah satu anggota dari Bank Dunia. Kemudian pada awal tahun 2001, IFC melakukan penyertaan modal sebesar 9,6% melalui Right Issue II serta menjadikan pinjaman USD 5 juta sebagai pinjaman subordinasi.

Setoran modal kedua IFC sebesar Rp 31,56 milyar serta pelaksanaan kompensasi pinjaman subordinasi USD 5 juta yang dilakukan melalui Right Issue III terjadi pada bulan Juli 2002. Per akhir Juni 2005 sebanyak 8,56% saham Bank NISP resmi dimiliki oleh IFC. Pada Right Isue IV bulan Novermber 2005 Bank NISP.memperoleh dana sebesar Rp 601,5 miliar dimana International Finance Corporation (IFC) mengalami dilusi meniadi 7,17%

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997, yang kemudian diperparah dengan krisis perbankan, mendorong pemerintah untuk menyelenggarakan program rekapitalisasi demi menyelamatkan sector perbankan Indonesia. Pada pelaksanaan program rekapitalisasi tersebut, oleh Bank Indonesia, Bank NISP digolongkan ke dalam kelompok kategori bank “A”. Hal ini mengindikasikan bahwa struktur permodalan Perseroan cukup kuat sehingga tidak perlu mengikuti program rekapitalisasi perbankan, yang pada dasarnya ditujukan untuk memperkuat modal.

Saat sebagian besar industri perbankan Indonesia masih berupaya memulihkan kondisi internal mereka di tahun 1999, Bank NISP meluncurkan produk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Merdeka yang merupakan repackaging dari produk KPR yang sudah ada. Keunikan produk ini adalah proses persetujuan kredit yang hanya lima hari kerja sejak seluruh data diterima. Produk ini mendapat sambutan masyarakat yang menantikan kucuran kredit perbankan untuk membantu pembiayaan rumah di tengah krisis ekonomi.

Dengan dukungan lebih dari 5.300 karyawan, 352 kantor dan lebih dari 20.000 mesin ATM termasuk jaringan ATM Bersama dan ATM BCA yang tersebar di seluruh Indonesia serta ATM OCBC Bank di Singapura dan BankCard di Malaysia; Bank NISP senantiasa tumbuh dan berkembang tanpa melupakan pentingnya kualitas pelayanan kepada para nasabah.

Di tingkat internasional, kepercayaan terhadap Bank NISP semakin nyata. OCBC Bank Singapore, salah satu group perbankan terbesar di Asia Tenggara, sudah menjadi pemegang saham NISP sejak April 2004. Dengan kepemilikan saham NISP sebesar 72,40% di akhir 2007, OCBC Group menjadi pemegang saham institusional terbesar, yang secara aktif mendukung pertumbuhan dan perkembangan Bank NISP menjadi bank berstandar dunia.


Bank Metro Express

under construction


Bank BNI 46

Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.

Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.
Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri.
Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional.
Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988.
Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.
Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus.
Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara.


Bank Mandiri

Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi Bank Mandiri. Sejarah keempat Bank tersebut dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat Bank tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan di Indonesia.

Bank Dagang Negara merupakan salah satu Bank tertua di Indonesia. Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949 namanya berubah menjadi Escomptobank NV. Selanjutnya, pada tahun 1960 Escomptobank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah Bank pemerintah ynag membiayai sektor industri dan pertambangan.

Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah Bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi Bank tersebut. Pada tahun 1965, bank umum negara digabungkan ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya.

Sejarah Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari perusahaan dagang Belanda N.V.Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1842 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara Indonsia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Expor – Impor, yang akhirnya menjadi BankExim, bank Pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan impor.

Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara (BIN), sebuah Bank Industri yang didirikan pada tahun1951. Misi Bank Industri Negara adalah mendukung pengembangan sektor – sektor ekonomi tertentu, khususnya perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata.

Kini, Bank Mandiri menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa perbankan dan keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari 140 tahun. Masing-masing dari empat Bank bergabung memainkan peranan yang penting dalam pembangunan Ekonomi.


Bank Niaga

Berdiri sejak 26 September 1955, saat ini Bank Niaga adalah bank terbesar ke-7 di Indonesia berdasarkan nilai aset. Bank Niaga merupakan bank kedua terbesar di Indonesia dalam penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dengan pangsa pasar sekitar 10%. Sejak 25 November 2002 mayoritas saham Bank Niaga dimiliki oleh Bumiputra-Commerce Holdings Berhad (BCHB), dan pada 16 Agustus 2007 dialihkan kepada CIMB Group Sdn Bhd, perusahaan yang 100% dimiliki oleh BCHB. Sebagai bank nasional yang pertama kali meluncurkan layanan ATM pada tahun 1987 dan on-line banking system pada tahun 1991, Bank Niaga dikenal sebagai salah satu bank yang paling inovatif di Indonesia.
Selama bertahun-tahun, Bank Niaga juga dikenal reputasinya sebagai bank dengan tradisi layanan nasabah terbaik. Melalui jaringan kantor cabang dan ATM yang luas serta berbagai layanan perbankan elektronik yang canggih, Bank Niaga menawarkan layanan perbankan yang personal kepada para nasabahnya. Pada tahun 2006, Bank Niaga berhasil meraih penghargaan sebagai “Bank yang Paling Konsisten dalam Memberikan Layanan yang Terbaik” dari Marketing Research Indonesia (MRI).
Di awal tahun 2008 ini, Bank Niaga mengeluarkan visi baru: "To be Indonesia's Premier Universal Bank". Dimana makna universal yang menjadi visi Bank Niaga mencakup seluruh layanan dan produk perbankan secara terintegrasi.
 
Template by : Boedy Template | copyright@2011 | Design by : Boedy Acoy